Desa Ngantru adalah salah satu yang
masuk dalam wilayah Kecamatan Ngantang Kabupaten Malang yang sudah merayakan
hari jadinya yang ke 232 tepat nya pada hari Selasa Kliwon bulan Ruwah pada
kalender Hijriyah / penanggalan jawa dan bertepatan masuk dalam bulan juni
tahun 2013 kemarin jika menurut kalender masehi. Ngantru sendiri berasal dari
bahasa jawa yang awalnya dari kata antru yang artinya menunggu atau tempat
untuk beristirahat.
Menurut sesepuh atau tetua desa ada
cerita turun temurun mengenai asal usul dari Desa Ngantru ini. Ada berbagia
versi cerita mengenai asal usul dari nama Desa Ngantru , tapi yang sudah
diyakini sebagaian besar masyarakat / warga Ngantru adalah bahwa orang yang
pertama kali tinggal atau babat alas di
Ngantru adalah seorang punggawa dari kerajaan Mataram yang bernama KI DEMANG RADI KUPO.
Singkat cerita wilayah Desa Ngantru
dulu nya adalah hutan belantara yang berada dilereng gunung Amping ( Utara
Gunung Kelud ). Karena masih berupa hutan belantara belum pernah ada mansia yang tinggal disana
kecuali para binatang binatang yang menjadi penghuninya. Hutan ini juga
menyimpan cukup banyak sumber air yang memungkinkan untuk dijadikan tempat
tinggal tidak hanya bagi para binatang tapi juga mahluk lain dalam hal ini
adalah manusia. Ada yang menyebutkan bahwa dihutan ini sempat dijuluki sebagai
suatu wilayah yang menurut orang jawa dikatakan JALMO MORO JALMO MATI atau tiap manusia yang datang pasti akan mati
karena banyak nya binatang buas yang tinggal disana,
Sekitar abad ke 17 datanglah seorang
punggawa dari kerajaan Mataram , yang bernama KI DEMANG RADI KUPO,yang ditemani oleh beberapa pengikutnya /
pengawal, seperti yang diceritakan beliau adalah
KI
RAJEK WESI,KI JOKO UNTUNG,KI JALIJARANG,KI TEDJO SADEWO,KI JENGGOT
SAMBER NYOWO,KI SUNAN MULIONO,dan KI KARTUBI. Menurut cerita rombongan
dari kerajaan Mataram ini sempat singgah dahulu / ngebruk dulu disebuah tempat yang sekarang bernama BRUKAN. Brukan
sendiri berada di perbatasan wilayah Desa Ngantru dengan Desa Banturejo.
Entah karena terpesona dengan
panorama alamnya atau karena melihat ada potensi sumber kehidupan berupa tanah
yang subur dan tersedianya sumber mata air yang ada diwilayah hutan tersebut ,
sehingga KI DEMANG RADI KUPO
memerintahkan para pengikutnya untuk membuka lahan atau babat
alas menurut istilah orang jawa agar tempat tersebut bisa dihuni oleh
manusia maupun digunakan untuk bercocok tanam. Akhirnya beliau berikut kerabat
dan juga pengikutnya disebut sebagai bedah
kerrawang desa ngantru atau orang yang pertama kali tinggal di Desa Ngantru. Sampai
beliau wafat kemudian tampuk kepimpinan di pegang oleh KI RAJEK WESI , tapi pada waktu itu belum tertata system
pemerintahan seperti saat ini .Baru setelah sampai pada sosok pemimpin yang
bernama YONG DARINAH ,beliau lah yang mengawali adanya system
pemerintahan di wilayah tersebut dan akhirnya diberi nama NGANTRU yang berasal dari kata ANTRU
yang artinya menunggu , namun tidak ada keterangan yang pasti dengan apa
yang disebut dengan istilah menunggu. Setelah YONG DARINAH wafat kemudian posisi kepemimpinan di Ngantru diisi
dan dilanjutkan oleh tokoh – tokoh lain
sampai saat ini , Desa Ngantru bisa dikenal oleh banyak orang baik yang dari
wilayah Kecamatan Ngantang maupun dari wilayah luar kecamatan Ngantang dan
Kabupaten Malang.
Berikut ini adalah susunan Kepala
Desa Ngantru dari awal sampai sekarang
- MBAH YUNG DARINAH TAHUN 1775 – 1819
- MBAH KIMAN TAHUN 1819 – 1864
- MBAH PAIJAH TAHUN 1864 – 1869
- MBAH SASTRO SAJIDIN TAHUN 1869 – 1894
- MBAH ALIN TAHUN 1894 – 1930
- MBAH SUMOARJO TAHUN 1930 – 1941
- MBAH TOMOARJO TAHUN 1941 – 1969
- BPK. JAMIN TAHUN 1969 – 1971
- BPK.DARMAN TAHUN 1971 – 1973
- MBAH MISROYO HARTOYO TAHUN 1973 – 1990
- BPK.GUNITO UTOMO TAHUN 1990 – 1995
- BPK.WAHYU WIDAYAT TAHUN 1995 – 2013
- BPK. SOLIKIN TAHUN 2013 – sekarang
Untuk menghormati jasa dari para
pendahulu atau leluhur yang sudah bedah
kerawang desa Ngantru maka setiap tahun masyarakat Ngantru mengadakan acara
ritual berupa SELAMATAN DESA yang
diadakan setiap hari selasa kliwon setelah
panan padi. Dalam kegiatan selamatan desa tersebut ada beberapa hal yang harus
dilakukan seperti penyembelihan ayam
cemani / ayam hitam , penyembelihan kerbau yang dagingnya akan dibagikan
kepada seluruh warga untuk dijadikan lauk pauk untuk acara kenduren atau selamatan dibalai desa dan dibeberapa tempat yang
dikeramatkan oleh warga ( dekat sumber air ) dan pada puncaknya akan ditutup
dengan hiburan khas orang jawa yaitu kesenian langen beksan atau Tayub.
( sumber profil desa ngantru tahun
2013 )
0 komentar:
Posting Komentar